Alice in Wonderland

Senin Sharing Nisa2 -09Senin sharing by :
Annisa Melinda Jamal


Mungkin hampir semua orang kenal dengan cerita Alice in Wonderland. Karakter Alice in Wonderland sangat populer hingga dibuat film oleh salah satu sutradara yang terkenal, yaitu Tim Burton.

Namun tahukah kamu cerita di balik cerita “Alice in Wonderland”? Alice in Wonderland juga di kenal sebagai suatu syndrome, dan syndrome tersebut dinamakan “Alice in Wonderland Syndrome/Sindrom” atau mikropsia, yaitu keadaan disorientasi saraf yang memengaruhi persepsi penglihatan pada manusia. Sindrom ini merupakan penyakit yang langka.

Sindrom ini hanya berpengaruh pada persepsi saja, tidak pada mekanika mata. Persepsi dipengaruhi oleh interpretasi otak terhadap informasi yang didapat dari mata. Sindrom ini berhubungan dengan sakit kepala migrain dan dapat menyebabkan epilepsi.

Gejala-gejala umum yang dirasakan penderita sindrom :

  • Bagian tubuh atau hal-hal di sekitar mungkin terlihat lebih besar, lebih kecil, lebih dekat, atau lebih jauh dari yang sebenarnya.
  • Garis lurus mungkin terlihat bergelombang.
  • Benda-benda tertentu terlihat bergerak.
  • Benda tiga dimensi mungkin terlihat datar.
  • Benda-benda mungkin berubah warna atau miring ke samping.
  • Wajah mungkin terlihat terdistorsi.
  • Warna dapat terlihat cerah ekstra.
  • Orang-orang dan benda-benda dapat terlihat miring.

Picture4.png

Sindrom ini pertama ditemukan oleh John Todd pada tahun 1955. John Todd sendiri adalah seorang psikiatris dan cerita “Alice in Wonderland” yang ditulis oleh Lewis Caroll inilah yang telah menginspirasinya untuk memberi nama sindrom ini.

Picture3
Lewis Caroll

Penyebab sindrom Alice in Wonderland

Sindrom Alice in Wonderland terjadi karena adanya perubahan bagian otak yang berhubungan dengan informasi sensorik–apa yang dilihat dan didengar. Perubahan ini mempengaruhi persepsi tentang tubuh sendiri dan hubungannya dengan dunia sekitar.

Sindrom ini sering terjadi sebelum, selama, atau setelah migrain. Tetapi juga dapat terjadi dengan kondisi lain:

  • Epilepsi
  • Infeksi seperti virus Epstein-Barr
  • Stroke
  • Depresi atau skizofrenia

Beberapa peneliti sindrom ini dan dalam buku “Migraine Art” (buku yang meneliti dan menggambarkan ilustrasi dalam sudut pandang penderita migran) berteori bahwa Lewis Caroll, pengarang Alice in Wonderland, adalah salah satu penderita migraine yang cukup berat sehingga ada kemungkinan besar Lewis Caroll adalah salah satu penderita sindrom ini.

Berikut ini salah satu contoh dari karya asli cerita Alice in Wonderland :

Picture1

 

“Who are you?” said the caterpillar.

This was not an encouraging opening for a conversation: Alice replied rather shyly, “I – I hardly know, sir, just at present – at least I know who I was when I got up this morning, but I think I must have been changed several times since that.”

“What do you mean by that?” said the caterpillar, “explain yourself!”

“I can’t explain myself, I’m afraid, sir,” said Alice, “because I’m not myself, you see.”

 

Dari tulisan di atas, dideskripsikan bahwa Alice merasa bentuk badannya telah berubah – ubah selama perjalanan dan dia sulit untuk menjelaskan dan memperkenalkan siapa dirinya.

Berikut ilustrasi lainnya yang digambarkan oleh Lewis Caroll :

Picture2

Jika kamu perhatikan sampul buku di atas, cerita asli karangan Lewis Caroll ini judul sebenarnya bukan “Alice in Wonderland” tetapi “Alice’s Adventures Under Ground”. Cerita ini adalah hadiah dari Lewis Carroll untuk seorang anak perempuan bernama Alice Liddell. Alice Liddell adalah salah satu anak perempuan dari dekan kampus Carroll, yaitu Henry Liddell. Alice ini jugalah yang menginspirasi Carroll untuk membuat tokoh Alice di bukunya.

Picture5
(kiri) Alice Lidell ; (kanan) ilustrasi Alice Lidell di buku Lewis Caroll